label

Kamis, 21 Februari 2008

Pendidikan di Kota Malang

Pendidikan di Kota Malang

Dalam mewujudkan terciptanya Sumber daya manusia yang berkualitas, mampu bersaing di persaingan global, memiliki semangat selalu mengikuti perkembangan dan memiliki hati nurani, diperlukan berbagai tindakan perubahan dan pemantapan di berbagai bidang.

Adanya peluang dari pemerintah kota Malang untuk peningkatan kualitas tenaga pendidikan perlu ditindaklanjuti sebagai upaya penyiapan fasilitator yang berkualitas. Upaya pemerintah untuk memfasilitasi kelompok masyarakat yang kurang beruntung dari sisi pendapatan memberi peluang untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi seharusnya menjadi peluang bagi peningkatan jumlah peserta didik di tiap sekolah. Dalam upayanya mewujudkan kota Malang sebagai kota Pendidikan,pemerintah juga menyediakan sarana pendidikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan serta perluasan akses informasi melalui jardiknas.

Sungguh disayangkan jika kesempatan ini tidak dapat dirasakan oleh Pengelola sekolah yang berbendera ”swasta”. Walaupun tantangan yang dihadapi adalah sekolah swasta tetap menjadi prioritas kedua setelah sekolah negeri. Dibukanya sekolah negeri baru dan pengembangan daya tampung sekolah negri yang sudah ada harus menjadi perhatian khusus bagi sekolah swasta jika ingin tetep bertahan.

Kondisi masyarakat dan berbagai perubahan yang terjadi menuntut institusi pendidikan harus segera melakukan berbagai inovasi. Disadari bahwa keadaan ini membutuhkan perubahan yang kompleks, membutuhkan waktu dan melibatkan banyak orang serta dibutuhkan komitmen semua yang terlibat didalam proses.

Beberapa hal yang perlu disikapi untuk mewujudkan sekolah yang mampu bersaing adalah sebagai berikut:

1. Visi, misi dan tujuan yang jelas

Perumusan Visi, Misi dan Tujuan didasarkan pada nilai-nilai spiritual yang berkembang di masyarakat dengan memperhitungkan hasil analisis lingkungan. Adanya potensi dan peluang-peluang yang harus diraih baik dari yayasan, pemerintah kota, pusat maupun dari masyarakat dengan memperhatikan tantangan yang ada akan menjadi pertimbangan penyusunan Misi yang mampu mengubah Visi menjadi action.

2. Pengembangan SDM

Bermunculannya sekolah sekolah baru dan adanya sekolah yang mengklaim sekolahnya berstandart Internasional tidak harus menjadikan kita terbirit-birit mencari gelar yang sama, namun lebih dari itu peningkatan dan penataan SDM menjadi prioritas utama dalam segala upaya peningkatan mutu sekolah agar diperoleh hasil yang optimal.

Peningkatan kompetensi dan profesionalisasi SDM ini harus sejalan dengan peningkatan motivasi dan mental spiritual pribadi.

3. Profesionalisasi Manajemen

Manajemen yang handal dan menyeluruh (Total Quality Managent) menjadi

tanggung jawab bersama. Yang harus diingat bahwa kita bekerja untuk masyarakat sehingga tanggung jawab kita meliputi berbagai aspek masyarakat seperti stakeholder dan shareholder. Pimpinan diharapkan mampu bertindak sebagai Supervisor,Leader, motivator dan Innovator.

Manajemen harus mampu menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan pendidikan yang mencakup planning, organising,actuating and controling.

Membuat sebuah visi mungkin terasa lebih mudah, tetapi bagaimana merubah visi menjadi sebuah action membutuhkan komitmen menejemen dan seluruh staff, karena kegagalan sebuah cita-cita sering disebabkan komitmen yang tidak terjaga.

4. Penyediaan layanan prima

Untuk menerapkan konsep manejemen yang menyeluruh diperlukan budaya kerja yang mantap dalam diri seluruh karyawan yang terlibat dalam pendidikan di. Motivasi, sikap dan dedikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (stake holder) adalah bagian terpenting dari konsep pelayanan. Menurut Dr. E. Mulyasa MPd (2003) Pendidikan yang bermutu tidak dapat dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (stakeholder) sesuai standart mutu yang berlaku.

Konsep pelayanan harus didukung oleh pelayanan administrasi, kurikulum, aktifitas riset dan pengembangan dengan mengarah pada dimensi Reliability, Responsivness, Insurance, Emphaty dan tangible.

5. Kerjasama dengan masyarakat

Untuk mengembangkan program sekolah, pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan. Pemberdayaan ini dilakukan untuk membangun dan memelihara kepercayaan pada masyarakat serta memberi informasi masyarakat agar dapat lebih memahami program-program sekolah dan selanjutnya dapat memberikan kontribusi berupa dana, sharing kurikulum, distribusi lulusan dan memberikan penilaian terhadap program sekolah. Masyarakat yang dimaksud adalah meliputi orang tua siswa, masyarakat sekitar sekolah, DU/DI pasangan, users, dan pemerintah.

6. Kurikulum yang sesuai kebutuhan.

Perubahan kurikulum selalu memberi dampak bagi masyarakat, untuk itu Kurikulum harus di disign agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi pembelajar. Kurikulum harus mampu mengimplementasikann kejelasan manfaat bagi pengguna. Strategi implementasi dapat berupa diskusi profesi, seminar, dan segala kegiatan yang mendorong penggunaan kurikulum dalam pembelajaran.

Kebutuhan masyarakat akan pengembangan nilai-nilai etika dan spiritual juga harus diperhatikan dalam pelaksanaan kurikulum. Pada akhirnya kurikulum harus benar-benar memiliki karakteristik yang dapat digunakan untuk menjawab tantangan masa depan pembelajar melalui proses yang menyenangakan, penuh tanggung-jawab dan terintegrasi dengan aspek mental spiritual.

Pemanfaatan Teknologi Informasi bagi proses pembelajaran menjadi salah satu jawaban bagi peningkatan akses dan pengembangan diri pembelajar secara global.

Bagaimana kondisi pendidikan di masing-masing sekolah?




Tidak ada komentar: